Minggu, 06 Februari 2011

Kopdar KPSI, building friendship and family :)



Alhamdulillah... kopdar KPSI daerah Malang dan sekitarnya telah berjalan dengan lancar.

Al we have done is not just sharing but also bulding friendship and family :)

Seneng banget bisa berbagi bersama ODS, ODB, keluarga penderita, dan para psikolog dan psikiater. Kita bisa banyak belajar dari mereka. Ada Feril yang ODS tapi tulisannya bisa dimuat di Jakarta Post, Annyta yang hobby gambar, Mas David yang meskipun sakit masih sempet jadi asisten Lab. Trus ada bu Yuniar, Bu wiwid,para psikiater yang cantik dan ramah :). Pak Aris, Bu Evi, Bu Tri, dan para caregivers lainnya yang selalu semangat memberikan motivasi pada penderita. Mas Bagus, keluarga penderita yang datang jauh-jauh dari Jakarta banyak berbagi pengalaman dan cerita. Pak Yudhono, yang tetap sabar dan konsisten dalam menghadapi putranya.Dan semuanya yang nggak cukup kalo ditulis di sini. :)

Dari cerita dan pengalaman yang kita bagi bersama ada beberapa "teknik" yang bisa dilakukan ODS dan ODB agar mereka bisa berkomunikasi sekaligus survive dalam menghadapi hidup. Teknik ini bukan sekedar teori tetapi terbukti bisa membantu mereka saat terkena symptomp.
1. Memaknai apa yang terjadi pada kita apa adanya.
Biasanya ODS/ODB cenderung memaknai suatu peristiwa dengan makna "mistis". Misalnya, ketila dompetnya hilang ia mereasa harinya akan dirundung kesialan atau mendapatkan karma dari kesalahannya di masa lalu.
2. Motivasi diri sendiri
Gunakan kata-kata bernada positif, alih-alih negative thinking pada apa yang telah kita lakukan. Berikan apresiasi dan penghargaan pada diri sendiri, seperti : " Alhamdulillah, hari ini aku udah nggak marah-marah lagi, semoga besok emosiku bisa stabil.
3. Berpikiran runtut dan teratur
Untuk mengura pemikiran kita yang cenderung rumit, bisa berdiskusi dengan orang lain. Bisa juga menuliskannya di buku harian, kemudian dibacakan kepada kerabat dekat atau orang yang dipercaya. Dengan begitu orang lain akan mengerti apa yang kita pikirkan.
4. Saran dari Mas Nadhif, mahasiswa psikologi semester akhir yang sedang melakukan penelitian : teknik menjaga kontak mata dengan lawan bicara, keep smile, mengatur tinggi rendahnya suara, intinya meningkatkan kecerdasan interpersonal kita agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Namun cara apa pun yang kita lakukan untuk bisa sembuh dari penyakit ini, butuh waktu yang lama untuk melakukan proses belajar. Penyakit ini tidak sama dengan sakit flu yang sekali minum obat besok langsung sembuh.
Skizofrenia, bipolar dan gangguan kejiwaan lainnya merupakan sebagian refleksi dari luka hati, kekecewaan, keputusasaan, kebimbangan dan keterpurukan seeorang. Perlu waktu untuk menyembuhkannya. Tidak hanya dari sisi medis saja, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan penderita itu sendiri.

So, tetap semangat . Mari kita hapus stigma negatif pada penderita skizofrenia. Kita buktikan kalau kita isa mandiri dan berpikiran dewasa. Chayoo!!!

2 komentar:

entik mengatakan...

Selamat ya..akhirnya KPSI simpul AREMA terwujud juga untuk kopi darat. Terus semangat untuk berjuang melawan skizofrenia..

juminten mengatakan...

terima kasih atas dukungannya :)